berbuka pada bulan Ramadlan karena haid. Maka inilah yang dikatakan kekurangan

hajinya." Aisyah berkata; Tiba-tiba aku haid, dan masih haid hingga sampai

ketika hari Arafah tiba, aku haid, sementara aku belum tahallul dari

sampai di Sarif, aku mengalami haid, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bertahallul. Aisyah berkata; Tiba-tiba aku haid hingga aku tidak melakukan thawaf

kami berada di Sarif Aisyah haid, maka setelah kami tiba, kami

yang menceraikan isterinya dalam keadaan haid. Ia berkata; apakah engkau mengetahui

ragu- dan wanita yang sedang haid. Dan hendaklah wanita yang sedang

tidak boleh dinikahi hingga ia haid hingga suci kembali. Setelah suci,

dari kalangan kami terkena darah haid. Apa yang harus dia lakukan?

laki-laki yang mentalak isterinya disaat haid, maka ia pun menjawab, "Engkau

datang hari Arafah, ternyata aku haid, sedangkan belum tiba waktuku untuk

As Sulami dari Muslim bin Haidlam dari Al Asy'ats bin Qais,

dari Miqsam kecuali hanya lima haidts, kemudian Syu'bah menghitungnya hadits yang

yang mengurung diri, para wanita haidl untuk keluar menuju tempat shalat

bin Hakim ialah Mu'awiyah bin Haidah Al Qusyairi. Abu 'Isa berkata,

Isa berkata; Hadits Ali adalah haidts hasan shahih dan menjadi pedoman

Ali bin Shalih telah meriwayatkan haidits ini dari Abu Ishaq dari

gharib. Dan sebagian mereka meriwayatkan haids ini dari Hisyam bin 'Urwah

untuk menyendiri." Abu Isa berkata; "Haidts ini derajatnya hasan shahih gharib."