tidak boleh dinikahi hingga ia haid hingga suci kembali. Setelah suci,

isterinya pada saat suci tidak haidl/subur, "Temuilah si Fulan dan bergaullah

tiba di Makkah dalam keadaan haidh, maka Nabi memerintahkannya untuk melakukan

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang haidl, bagaimana ia harus mandi karena

menetapkan untuk mereka ketentuan maksudnya haidh, maka laksanakanlah hajjimu semoga Allah

'anha berkata: "Kemudian aku mengalami haidh sedangkan aku belum melaksanakan thowaf

menaungi aku saat aku mengalami haidh. Kemudian hal ini aku adukan

untuk 'umrah". Kemudian aku mengalami haidh sebelum aku memasuki Makkah dan

kami telah mandi bersih dari haidnya, maka ia boleh memakai potongan