Jahiliyah ada empat macam bentuk pernikahan. Pertama, adalah pernikahan sebagaimana dilakukan

'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikah pada saat beliau dalam keadaan

Telah menceritakan kepada kami Malik bin Isma'il Telah menceritakan kepada kami Ibnu Uyainah bahwa ia mendengar Az

Abbas ketika ia ditanya mengenai nikah Mut'ah, lalu ia memberi rukhshah.

dizinkan bagi kalian untuk melakukan nikah Mut'ah, karena itu lakukanlah." Ibnu

Karena itu ia tidak mau menikahinya sebab akan menghalangi dirinya untuk

kamu mau, maka aku akan menikahkan Hafshah denganmu." Ia berkata, "Aku

dengan dirinya. Ia berkata; Aku menikahkan saudara perempuanku kepada seorang laki-laki,

Khizam Al Anshariyyah bahwa bapaknya menikahkannya saat ia janda, lalu ia

seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya." Maka beliau bertanya:

aku membangun mahligai rumah tangga menikah. Lalu beliau duduk di atas

Anas bahwa Abdurrahman bin Auf menikahi seorang wanita dengan mahar berupa

syarat yang dengannya farji dihalalkan menikah."

wasallam, bersabda: "Gadis tidak boleh dinikahi hingga dimintai izin, dan janda

Ja'far merasa ketakutan waswas walinya menikahkannya sedang dia tidak suka, maka

wasallam bersabda: "Janda tidak boleh dinikahi hingga diajak musyawarah, dan gadis

bahwa; jika seorang laki-laki tertarik menikahi hamba sahaya yatim atau gadis,

maka wanita itu tidak boleh dinikahi hingga ia haid hingga suci

'alaihi wasallam dan beliau membatalkan pernikahannya.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ibnu Juraij dari Ib