meninggal dan masih memiliki tanggungan puasa dua bulan berturut-turut, beliau bersabda:

tiga hal yang tidak membatalkan puasa yaitu: Hijamah, muntah dan ihtilam."

tidak wajib baginya untuk mengqadla' puasanya, namun bagi siapa yang muntah

lalu makan atau minum ketika berpuasa, maka janganlah membatalkan puasanya, karena

Beliau bersabda: "Apakah kamu sanggup berpuasa dua bulan berturut-turut?" Dia menjawab,

wa Salam menciumnya pada bulan puasa. perawi berkata, dalam bab ini

belum niat sebelum fajar maka puasanya tidak sah". Abu 'Isa berkata,

wahai Rasulullah, sesungguhnya saya sedang berpuasa, maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa

Suatu hari saya dan Hafshah berpuasa, lalu dihadiahkan kepada kami makanan

Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada

bulan Sya'ban, maka janganlah kalian berpuasa." Abu 'Isa berkata, hadits Abu

bersabda: " Barang siapa yang berpuasa Ramadlan yang dilanjutkan dengan puasa

Rasulullah, bagaimanakah dengan orang yang berpuasa dahr sepanjang tahun? Beliau menjawab:

para ulama, mereka sangat membenci puasa pada Hari-Hari Tasyriq. Ada sekelompok

yang membekam dan yang dibekam puasanya telah batal". Abu 'Isa berkata;

Ummu 'Umarah menjawab; "Saya sedang berpuasa." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Yahya bin Sa'id dari Amr

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishaq Al Hamdani telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari

mengatakan: 'Seorang musafir boleh membatalkan puasanya di rumahnya sesaat sebelum berangkat.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi berkata; telah me