memberi kesempatan bagi syetan dalam shalatnya, hendaknya ia tidak berbalik kecuali

malam, maka jadikanlah di akhir shalatnya dengan shalat witir, karena Rasulullah

kedua kakiku di arah Qiblat shalatnya. Jika sujud beliau menyentuh kakiku,

selama dia masih pada posisi shalatnya dan belum berhadats, 'Ya Allah

hari Maghrib atau Isya sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan

tidak tahu apakah dia menambah shalatnya ataukah ia menguranginya, kemudian dia

shubuh, 'Qaf wal Qur'an al-Majid'. Dan shalatnya beliau sesudah itu adalah

iau meringankan shalat, dan tidak shalat seperti shalatnya mereka.'

kondisi terang-terangan kemudian ia membaguskan shalatnya, begitu juga ketika ia shalat

"Ini adalah wudlu orang yang shalatnya tidak diterima oleh Allah kecuali

rumahnya sebanding dengan satu shalat, shalatnya di masjid kabilahnya sebanding dengan

ummul Qur'an Al Fatihah, maka shalatnya kurang, shalatnya kurang, dan tidak

ah seorang dari keduanya berwudlu dan mengulangi shalatnya, sedangkan yang kedua

hari kiamat adalah shalat; jika shalatnya baik maka dia beruntung dan

kecuali beliau mengucapkan di akhir shalatnya: 'Ya Allah pemelihara Jibril dan

masuk ke dalam perutnya, maka shalatnya tidak akan diterima selama tujuh

saat shalat, lalu setan masuk dan mengganggu shalatnya hingga ia tidak

maka pahalanya adalah setengah dari shalatnya orang dengan berdiri, dan barangsiapa

maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama empat puluh hari, jika

minum khamer, lalu Allah menerima shalatnya selama empat puluh hari."