[Bab] Surat Al Kahfi ayat 61
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ أَخْبَرَنِي يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ وَعَمْرُو بْنُ دِينَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى صَاحِبِهِ وَغَيْرُهُمَا قَدْ سَمِعْتُهُ يُحَدِّثُهُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ إِنَّا لَعِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي بَيْتِهِ إِذْ قَالَ سَلُونِي قُلْتُ أَيْ أَبَا عَبَّاسٍ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ بِالْكُوفَةِ رَجُلٌ قَاصٌّ يُقَالُ لَهُ نَوْفٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ لَيْسَ بِمُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَمَّا عَمْرٌو فَقَالَ لِي قَالَ قَدْ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ وَأَمَّا يَعْلَى فَقَالَ لِي قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُوسَى رَسُولُ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ ذَكَّرَ النَّاسَ يَوْمًا حَتَّى إِذَا فَاضَتْ الْعُيُونُ وَرَقَّتْ الْقُلُوبُ وَلَّى فَأَدْرَكَهُ رَجُلٌ فَقَالَ أَيْ رَسُولَ اللَّهِ هَلْ فِي الْأَرْضِ أَحَدٌ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ لَا فَعَتَبَ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَى اللَّهِ قِيلَ بَلَى قَالَ أَيْ رَبِّ فَأَيْنَ قَالَ بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ قَالَ أَيْ رَبِّ اجْعَلْ لِي عَلَمًا أَعْلَمُ ذَلِكَ بِهِ فَقَالَ لِي عَمْرٌو قَالَ حَيْثُ يُفَارِقُكَ الْحُوتُ وَقَالَ لِي يَعْلَى قَالَ خُذْ نُونًا مَيِّتًا حَيْثُ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَأَخَذَ حُوتًا فَجَعَلَهُ فِي مِكْتَلٍ فَقَالَ لِفَتَاهُ لَا أُكَلِّفُكَ إِلَّا أَنْ تُخْبِرَنِي بِحَيْثُ يُفَارِقُكَ الْحُوتُ قَالَ مَا كَلَّفْتَ كَثِيرًا فَذَلِكَ قَوْلُهُ جَلَّ ذِكْرُهُ { وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ } يُوشَعَ بْنِ نُونٍ لَيْسَتْ عَنْ سَعِيدٍ قَالَ فَبَيْنَمَا هُوَ فِي ظِلِّ صَخْرَةٍ فِي مَكَانٍ ثَرْيَانَ إِذْ تَضَرَّبَ الْحُوتُ وَمُوسَى نَائِمٌ فَقَالَ فَتَاهُ لَا أُوقِظُهُ حَتَّى إِذَا اسْتَيْقَظَ نَسِيَ أَنْ يُخْبِرَهُ وَتَضَرَّبَ الْحُوتُ حَتَّى دَخَلَ الْبَحْرَ فَأَمْسَكَ اللَّهُ عَنْهُ جِرْيَةَ الْبَحْرِ حَتَّى كَأَنَّ أَثَرَهُ فِي حَجَرٍ قَالَ لِي عَمْرٌو هَكَذَا كَأَنَّ أَثَرَهُ فِي حَجَرٍ وَحَلَّقَ بَيْنَ إِبْهَامَيْهِ وَاللَّتَيْنِ تَلِيَانِهِمَا { لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ قَدْ قَطَعَ اللَّهُ عَنْكَ النَّصَبَ لَيْسَتْ هَذِهِ عَنْ سَعِيدٍ أَخْبَرَهُ فَرَجَعَا فَوَجَدَا خَضِرًا قَالَ لِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ عَلَى طِنْفِسَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى كَبِدِ الْبَحْرِ قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ مُسَجًّى بِثَوْبِهِ قَدْ جَعَلَ طَرَفَهُ تَحْتَ رِجْلَيْهِ وَطَرَفَهُ تَحْتَ رَأْسِهِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى فَكَشَفَ عَنْ وَجْهِهِ وَقَالَ هَلْ بِأَرْضِي مِنْ سَلَامٍ مَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَمَا شَأْنُكَ قَالَ جِئْتُ لِتُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رَشَدًا قَالَ أَمَا يَكْفِيكَ أَنَّ التَّوْرَاةَ بِيَدَيْكَ وَأَنَّ الْوَحْيَ يَأْتِيكَ يَا مُوسَى إِنَّ لِي عِلْمًا لَا يَنْبَغِي لَكَ أَنْ تَعْلَمَهُ وَإِنَّ لَكَ عِلْمًا لَا يَنْبَغِي لِي أَنْ أَعْلَمَهُ فَأَخَذَ طَائِرٌ بِمِنْقَارِهِ مِنْ الْبَحْرِ وَقَالَ وَاللَّهِ مَا عِلْمِي وَمَا عِلْمُكَ فِي جَنْبِ عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا كَمَا أَخَذَ هَذَا الطَّائِرُ بِمِنْقَارِهِ مِنْ الْبَحْرِ حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ وَجَدَا مَعَابِرَ صِغَارًا تَحْمِلُ أَهْلَ هَذَا السَّاحِلِ إِلَى أَهْلِ هَذَا السَّاحِلِ الْآخَرِ عَرَفُوهُ فَقَالُوا عَبْدُ اللَّهِ الصَّالِحُ قَالَ قُلْنَا لِسَعِيدٍ خَضِرٌ قَالَ نَعَمْ لَا نَحْمِلُهُ بِأَجْرٍ فَخَرَقَهَا وَوَتَدَ فِيهَا وَتِدًا قَالَ مُوسَى { أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا } قَالَ مُجَاهِدٌ مُنْكَرًا { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِي صَبْرًا } كَانَتْ الْأُولَى نِسْيَانًا وَالْوُسْطَى شَرْطًا وَالثَّالِثَةُ عَمْدًا { قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ يَعْلَى قَالَ سَعِيدٌ وَجَدَ غِلْمَانًا يَلْعَبُونَ فَأَخَذَ غُلَامًا كَافِرًا ظَرِيفًا فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ بِالسِّكِّينِ { قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ } لَمْ تَعْمَلْ بِالْحِنْثِ وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَرَأَهَا زَكِيَّةً { زَاكِيَةً } مُسْلِمَةً كَقَوْلِكَ غُلَامًا زَكِيًّا فَانْطَلَقَا فَوَجَدَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ سَعِيدٌ بِيَدِهِ هَكَذَا وَرَفَعَ يَدَهُ فَاسْتَقَامَ قَالَ يَعْلَى حَسِبْتُ أَنَّ سَعِيدًا قَالَ فَمَسَحَهُ بِيَدِهِ فَاسْتَقَامَ { لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا } قَالَ سَعِيدٌ أَجْرًا نَأْكُلُهُ { وَكَانَ وَرَاءَهُمْ } وَكَانَ أَمَامَهُمْ قَرَأَهَا ابْنُ عَبَّاسٍ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَزْعُمُونَ عَنْ غَيْرِ سَعِيدٍ أَنَّهُ هُدَدُ بْنُ بُدَدَ وَالْغُلَامُ الْمَقْتُولُ اسْمُهُ يَزْعُمُونَ جَيْسُورٌ { مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا } فَأَرَدْتُ إِذَا هِيَ مَرَّتْ بِهِ أَنْ يَدَعَهَا لِعَيْبِهَا فَإِذَا جَاوَزُوا أَصْلَحُوهَا فَانْتَفَعُوا بِهَا وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ سَدُّوهَا بِقَارُورَةٍ وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ بِالْقَارِ { كَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ } وَكَانَ كَافِرًا { فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا } أَنْ يَحْمِلَهُمَا حُبُّهُ عَلَى أَنْ يُتَابِعَاهُ عَلَى دِينِهِ { فَأَرَدْنَا أَنْ يُبَدِّلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً } لِقَوْلِهِ { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً } { وَأَقْرَبَ رُحْمًا } هُمَا بِهِ أَرْحَمُ مِنْهُمَا بِالْأَوَّلِ الَّذِي قَتَلَ خَضِرٌ وَزَعَمَ غَيْرُ سَعِيدٍ أَنَّهُمَا أُبْدِلَا جَارِيَةً وَأَمَّا دَاوُدُ بْنُ أَبِي عَاصِمٍ فَقَالَ عَنْ غَيْرِ وَاحِدٍ إِنَّهَا جَارِيَةٌ
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa Telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Yusuf bahwa Ibnu Juraij Telah mengabarkan kepada mereka, dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Ya'la bin Muslim dan 'Amru bin Dinar dari Sa'id bin Jubair salah satu dari mereka menambahkan yang lainnya, aku mendengarnya bercerita dari Sa'id bin Jubair dia berkata; sesungguhnya pada suatu saat aku berada di sisi Ibnu 'Abbas di rumahnya. Lalu ia berkata; 'Bertanyalah kepadaku, maka aku berkata; Wahai Ibnu 'Abbas semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu, sungguh di Kufah ada seseorang yang bercerita, ia biasa di panggil Nauf, ia menganggap bahwa Musa 'Alaihis Salam yang berada di tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir." Sedangkan Amru berkata kepadaku; Ibnu Abbas berkata; Berdustalah musuh Allah. sedangkan Ya'la berkata kepadaku; bahwa Ibnu Abbas berkata; Telah menceritakan kepadaku Ubay bin Ka'ab, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Musa adalah Utusan Allah, suatu ketika Nabi Musa 'Alaihis Salam berdiri untuk berpidato mengingatkan kaum Bani israil, hingga semua mata mencucurkan airnya dan semua hati pun merasa terharu. Setelah itu, seseorang bertanya kepadanya; “Wahai utusan Allah, Apakah dibumi ini ada orang lain yang lebih berilmu darimu?” Nabi Musa menjawab; “Tidak ada”. Oleh karena itu, Allah sangat mencela Musa 'Alaihis Salam. Karena ia tidak mengembalikan ilmu itu kepada Allah. Lantas ada suara "Bahkan ada". Musa bertanya "Wahai Rabb-ku dimana orang itu?" "Ia berada di pertemuan dua lautan.' Nabi Musa 'Alaihis Salam bertanya; 'Ya Rabb-ku, berikan aku tanda-tanda agar dapat mengenalinya?'. Amru berkata kepadaku: “Allah berfirman: 'di tempat seekor ikan memisahkan diri darimu.” Sedangkan Ya'la berkata kepadaku; “Allah berfirman: 'Ambillah Nun yang sudah mati hingga ditiupkan ruh padanya'. Maka musa mengambilnya dan menempatkannya di dalam keranjang, kemudian dia berkata kepada pembantunya, aku tidak membebanimu kecuali engkau memberitahukan kepadaku tempat ikan tersebut memisahkan diri darimu. Maka pembantunya menjawab: “Engkau tidak membebaniku dengan sesuatu yang berat”. Yang demikian itu adalah firman Azza wajalla: “Dan ketika Musa berkata kepada pembantunya”. Yaitu Yusa bin Nun. Sedangkan riwayat selain dari Sa'id menerangkan: Ketika mereka berada di bayang-bayang batu besar di tempat yang airnya mengalir, pada saat itu ikan yang ada di dalam keranjang melompat-lompat, sedang Musa tertidur. Maka pembantunya berkata: “Aku tidak akan membangunkannya sampai ia bangun sendiri”, tetapi pembantunya rupanya lupa untuk memberitahukan kepada Musa sehingga ikan itu melompat-lompat hingga keluar dari keranjang dan terjebur ke laut. Tapi Allah subhanahu wa ta'ala menahan laju air laut itu, sehingga bekas laju ikan tersebut terbentuk. Sedangkan menurut 'Amru dengan redaksi: “Seakan-akan bekasnya itu di atas batu”, kemudian dia melingkarkan dua ibu jarinya dan dua jari lainnya (hingga membentuk seperti lubang). Firman Allah subhanahu wata'ala: “(Musa berkata) Sesungguhnya kita sudah letih karena perjalanan kita ini”. Pembantunya berkata: “Allah subhanahu wata'ala telah menghilangkan kelelahan darimu. Dan redaksi ini bukan dari riwayat Sa'id. Kemudian mereka berdua kembali dan mereka menemukan Khidir. Utsman bin Abi Sulaiman berkata kepadaku: “Di atas permadani hijau di tengah-tengah laut”. Sedang Sa'id bin Jubair menerangkan: “Berselimutkan baju yang salah satu ujung bajunya diletakkan di bawah kedua kakinya, dan ujung lainnya di bawah kepalanya. Maka Musa mengucapkan salam kepadanya dan Khidir menyingkap wajahnya dan menjawab: “Apakah di bumiku keselamatan? Siapa anda?” Musa menjawab: “Saya Musa”, Khidir bertanya: “Musa bani Isra'il?” Nabi Musa menjawab; 'Ya.' Khidir bertanya lagi: “Apa keperluanmu?” Musa menjawab: “Aku mendatangimu agar engkau mengajarkan kepadaku ilmu-ilmu yang diajarkan kepadamu.” Khidir berkata: “Apakah tidak cukup dengan Taurat di tanganmu? Dan wahyu pun turun kepadamu wahai Musa. Sesungguhnya aku memiliki ilmu yang tidak layak bagimu untuk mengetahuinya, dan kamupun memiliki ilmu yang tidak layak bagiku untuk mengetahuinya”. Tiba-tiba seekor burung menukik dengan paruhnya mengambil setetes air di tengah laut. Khidir melanjutkan: “Demi Allah ilmumu dan ilmuku tidak ada apa-apanya dengan ilmu Allah subhanahu wata'ala kecuali seperti burung ini yang menukik dengan paruhnya mengambil setetes air di tengah laut. Sehingga ketika mereka menaiki perahu mereka berdua menemukan kapal kecil yang mengantarkan penduduk yang berada di tepi pantai ini menuju ke tepi pantai lainnya, dan rupanya mereka mengenali Khidir maka mereka berkata: “Hamba Allah yang shaleh”. Ya'la berkata: Kami bertanya kepada Sa'id; “Khidir?” ia menjawab: “Ya”. Maka mereka berkata kami membawanya dengan tidak mengambil upah. Tetapi Khidir membakarnya dan melubanginya, maka Musa bertanya kepadanya; “kepana kamu membakarnya untuk menenggelamkan penumpangnya. Sungguh kamu telah melakukan sesuatu yang sangat berbahaya.” Mujahid menerangkan; Mungkar. Allah berfirman; “bukankah aku telah berkata kepadamu; bahwasanya kamu tidak akan mampu untuk bersabar bersamaku?” ini merupakan kejadian pertama tentang lupanya Musa terhadap perjanjian awwalnya, sedang yang pertengahan adalah syarat, sedang yang ketiga adalah kesengajaan. Allah berfirman; “Musa berkata; “ janganlah kamu menghukumku karena kelupaanku, dan janganlah kamu membebani aku dengan kesuslitan dalam urursanku.” Kemudian mereka berjumpa dengan seorang anak kecil, maka Khidir membunuhnya. Ya'la berkata; menurut fersi Sa'id, dengan redaksi; anak-anak kecil yang sedang bermain, kemudian Khidir mengambil seorang anak kecil yang kafir, kemudian dia membaringkannya dan menyembelihnya dengan pisau. Allah berfirman; “maka (Musa) berkata; apakah kamu membunuh jiwa yang suci (padahal dia) tidak (membunuh) jiwa.” Jiwa itu tidak melakukan perbuatan keji. Ibnu Abbas membacanya dengan lafazh; “Zakiyyatan” sedang dalam Mushhaf tertulis “Zaakiyatan” yang suci lagi muslim, sebagaimana perkataanmu; ghulaaman zakiyyan. Kemudian keduanya bergegas pergi, (di tengah perjalanan mereka) menemukan tembok yang hendak roboh, maka Khidir menegakkannya kembali. Menurut riwayat Sa'id dengan redaksi; dengan tangannya, seperti ini. Dia mengangkat tangannya dan meluruskannya. Ya'la berkata; aku mengira Sa'id berkata; maka dia mengusapnya dengan tangannya, sehingga menjadi tegak berdiri. Allah berfirman: “(musa berkata;) sekiranya kamu mau, maka kamu dapat menambil upah dari itu.” Sa'id menjelaskan; “upah yang dapat kita makan.” Allah berfirman; “dan di belakang mereka” dan di hadapan mereka. Sedang Ibnu Abbas membacanya dengan lafazh; amamahum malikun. Para perawi selain Sa'id menjelaskan, bahwa (raja tersebut) adalah Hudad bin Budad, sedang anak kecil yang di bunuh namanya Jaisur. Allah berfirman; “seorang raja yang merampas setiap perahu secara paksa.” Maka aku ingin jika perahu ini melewatinya, raja tersebut meninggalkannya karena terdapat cacat di perahu tersebut. Maka apabila mereka dapat melewatinya mereka dapat membenahinya dan dapat memanfa'atkannya kembali. Dan diantara mereka ada yang berkata; tutuplah denan botol, dan diantara mereka ada yang berkata; tutuplah dengan al Qaar. Allah berfirman; “dan kedua orang tuanya adalah mu`min” sedang anaknya kafir, Allah berfirman ”maka kami khawatir dia akan memaksa kedua orang tuanya untuk berbuat kesesatan dan kekafiran.” Kecintaan kepadanya akan mendorong keduanya untuk mengikuti anak tersebut dalam agamanya. Allah berfirman: “maka kami ingin Rabb orang tuanya menggantikan anak tersebut dengan yang lebih baik dan lebih suci” untuk jawaban pertanyaan Musa; “apakah kamu membunuh jiwa yang suci?” “dan lebih dalam kasih sayang” keduanya kepada anaknya lebih sayang dari keduanya terhadap yang pertama yang telah di bunuh oleh Khidir.” Sedang selain Sa'id mengira bahwa keduanya di berikan ganti dengan seorang anak perempuan. Sedangkan Daud bin Abi 'Ashim berkata; dari beberapa orang berpendapat bahwasa (penggantinya) adalah seorang anak perempuan.
☝️ Salin kutipan hadits diatas“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)