Larangan meratapi mayit
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ بِلَالِ بْنِ يَحْيَى قَالَ كَانَ حُذَيْفَةُ إِذَا مَاتَ لَهُ الْمَيِّتُ قَالَ لَا تُؤْذِنُوا بِهِ أَحَدًا إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَكُونَ نَعْيًا إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُذُنَيَّ هَاتَيْنِ يَنْهَى عَنْ النَّعْيِ
Telah menceritakan kepada kami Amru bin Rafi' berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnul Mubarak dari Habib bin Sulaim dari Bilal bin Yahya berkata, Hudzifah berkata, "Jika ada yang meninggal dunia jangan kalian sebarkan kepada seorang pun, aku khawatir itu akan menjadi ni'ayah (ratapan). Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dengan kedua telingaku ini bahwa beliau melarang ni'ayah. "
☝️ Salin kutipan hadits diatas“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)