Larangan membuat perasan nabidz dalam muzaffat, dubba`, hantam dan naqir
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى عَنْ الْمُزَفَّتِ وَالْحَنْتَمِ وَالنَّقِيرِ قَالَ قِيلَ لِأَبِي هُرَيْرَةَ مَا الْحَنْتَمُ قَالَ الْجِرَارُ الْخُضْرُ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau beliau melarang Al Muzaffat, Al Hantam dan An Naqir." Perawi berkata, "Lalu ditanyakan kepada Abu Hurairah, "Apakah Al Hantam itu?" dia menjawab, "Bejana dari tembikar berwarna hijau."
☝️ Salin kutipan hadits diatas“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)