Larangan membuat perasan nabidz dalam muzaffat, dubba`, hantam dan naqir
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِابْنِ أَبِي عُمَرَ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَحْوَلِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي عِيَاضٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ لَمَّا نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيذِ فِي الْأَوْعِيَةِ قَالُوا لَيْسَ كُلُّ النَّاسِ يَجِدُ فَأَرْخَصَ لَهُمْ فِي الْجَرِّ غَيْرِ الْمُزَفَّتِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Abu Umar dan ini adalah lafadz Ibnu Abu Umar, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Sulaiman Al Ahwal dari Mujahid dari Abu Iyadl dari Abdullah bin 'Amru dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang perasan nabidz dalam bejana, para sahabat berkata, "Tapi tidak semua orang bisa mendapatkannya?" Maka beliau pun memberi keringanan untuk menggunakan bejana yang tidak dipolesi dengan ter."
☝️ Salin kutipan hadits diatas“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)