Bagaimana witir dengan lima, dan perselisihan Hakam tentang hadis witir
أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِخَمْسٍ وَلَا يَجْلِسُ إِلَّا فِي آخِرِهِنَّ
Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur dia berkata; telah memberitakan kepada kami 'Abdurrahman dari Sufyan dari Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari 'Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat witir lima rakaat dan beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat terakhir.
☝️ Salin kutipan hadits diatas“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)