Larangan puasa sepanjang masa dan Perbedaan pada Mutharrif
أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ أَنْبَأَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ عَنْ أَخِيهِ مُطَرِّفٍ عَنْ عِمْرَانَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانًا لَا يُفْطِرُ نَهَارًا الدَّهْرَ قَالَ لَا صَامَ وَلَا أَفْطَرَ
Telah mengabarkan kepada kami 'Ali bin Hujr dia berkata; telah memberitakan kepada kami Isma'il dari Al Jurairi dari Yazid bin 'Abdullah bin Asy Syakhkhir dari saudaranya Mutharrif dari 'Imran dia berkata; seseorang bertanya; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, si fulan tidak berbuka di siang hari terus-menerus sepanjang masa?" Beliau bersabda: "Ia -dianggap- tidak berpuasa dan tidak berbuka."
☝️ Salin kutipan hadits diatas“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)