Sulaiman dari Shalih bin 'Ajlan dan Muhammad bin Abdullah bin 'Abbad

melarang pelaksanaan hukuman qishas dalam masjid, melantunkan syair buruk dan pelaksanaan

bahwasanya beliau apabila masuk ke masjid mengucapkan: "A'uudzu billahil Azhim wa

melihat dahak di arah kiblat Masjid, maka beliau marah kepada jama'ah

itu meludah ke arah kiblat, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya,

di tengah-tengah para sahabatnya di masjid, mereka berkata; Wahai Abul Qasim,

pahala orang yang haji yang sedang ihram, dan barangsiapa yang keluar

maka tersentuhlah beliau olehku di masjid, ternyata beliau sedang sujud dengan

radliallahu 'anhu menjawab; saya masuk masjid, dan ternyata saya mendapati seorang

salah seorang dari kalian masuk Masjid, maka bershalawatlah untuk Nabi shallallahu

memperbagus wudlunya, kemudian pergi ke masjid, sementara dia mendapati jama'ah telah

seseorang mengambil lokasi khusus di Masjid untuk ibadatnya sebagaimana unta menempati

pernah mendapatkannya hendak pergi ke masjid. Salah satunya bertemu dengan temannya.

berdiri di depan kami di masjid, lalu bertakbir. Ketika ruku', dia

berkata; Saya pernah datang ke Masjid sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

berada di salah satu sudut masjid tidak melaksanakan shalat, maka beliau

singgah di suatu tempat di masjid di bawah Daumah. Lalu beliau

'alaihi wasallam pernah beri'tikaf di Masjid, kemudian beliau memberikan kepalanya kepadaku

berkata; Saya pernah bermalam di masjid pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi

alaihi wasallam memerintahkan untuk membangun masjid di tempat yang banyak rumahnya,