kami istri-istri beliau apabila sedang haidl untuk memakai kain sarung, kemudian

pada hari-hari yang biasanya dia haidl kemudian mandi dan shalat, lalu

membatalkan shalat seseorang adalah wanita haidh dan anjing." Abu Daud berkata;

mencerai isterinya saat dalam kondisi haid, maka ia berkata, "Jika ia

saya mencerai isteriku dalam keadaan haid pada masa hidupnya Rasulullah shallallahu

lalu berkata, " Itu bukan haid, tetapi darah penyakit." Lalu beliau

mencerai isteriku padahal ia sedang haid." Lalu Umar menceritakan hal itu

itu hanyalah penyakit dan bukan haidl. Jauhilah shalat di hari-hari haidlmu

biasa dia tidak shalat datang haidl, kemudian dia mandi. Abu Dawud

masa iddahnya selama dua kali haidh." Muhammad bin Yahya mengatakan serta

satu selimut sementara aku sedang haidl, apabila badannya terkena sesuatu dariku,

selama waktu kamu biasa mengalami haidl, kemudian mandilah sesudah masa itu

atau kekuning-kuningan setelah suci dari haidl sebagai darah haidh. Telah menceritakan

masa tunggunya adalah dua kali haid."

masa tungguhnya adalah dua kali haid."

pembuluh darah, maka lihatlah, apabila haidmu mendatangimu maka janganlah melakukan shalat,

engkau tinggallah hingga engkau mengalami haid sekali'." Ubadah bin Ash Shamid

boleh meninggalkannya pada hari-hari engkau haid." Abu Bakr menyebutkan dalam haditsnya;

masa iddahnya adalah dua kali haid."

telah mencerai isterinya dalam keadaan haid. Kemudian Umar meminta fatwa kepada