'alaihi wasallam, bahwa keduanya pernah wudlu bersama untuk shalat.

beliau menjawab: "Tidak ada kewajiban wudlu karena ia adalah bagian dari

llahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu dan membaguskan wudlunya, kemudian menghadiri

'alaihi wasallam, laki-laki tersebut telah berwudlu namun masih menyisakan seukuran kuku

"Kami menyiapkan siwak dan air wudlu beliau, lalu Allah membangunkannya atas

putih bercahaya karena bekas air wudlu." Abu Al Hasan Al Qaththan

melihat suatu kaum yang sedang berwudlu, namun tumit-tumit mereka masih kering,

"Jika engkau shalat maka sempurnakanlah wudlu dan menghadaplah ke arah kiblat.

lelaki mandi dari sisa air wudlu seorang perempuan, dan perempuan mandi

imana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu?" Abdullah bin Zaid menjawab; "Ya,

'alaihi wasallam melarang seorang lelaki berwudlu dari sisa wudlu perempuan."

ingin mendirikan shalat maka sempurnakanlah wudlu, dan jadikanlah air di antara

"Tumit-tumit yang tidak terbasuh air wudlu akan masuk neraka."

lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wudlu, atau mandi junub dari sisa

" Maka beliau menyuruhnya agar berwudlu dan membaguskan wudlunya, kemudian shalat

berkata; Aisyah melihat Abdurrahman sedang berwudlu, lalu ia berkata; "Sempurnakanlah wudlumu,

tumit yang tidak terbasuh air wudlu akan masuk neraka."

'alaihi wasallam saling beradu saat wudlu dalam satu bejana." Abu Abdullah

laki-laki melakukan sebuah dosa lalu berwudlu dan membaguskan wudlunya, kemudian shalat

jika salah seorang dari kalian berwudlu kemudian membaguskan wudlunya, setelah itu